Siang hari di rumahku, setelah obrolan pagi menyeruak, kini sang matahari tak henti menyinari kami (baca : HIV +). dengan mengendarai 4 buah motor segera beranjak meminta izin orang tua kami, dengan bismillah dan do'a, kami sambut angkuh dinginmu puncak dan kami sambut pesona indahmu Masjid At- Ta'awun.
Setelah beberapa saat diperjalanan menuju puncak, sang rintik - rintik mengalahkan angkuh sinar sang mentari yang sedari pagi mendendangkan cahayanya. hingga memaksa kami berteduh beberapa kali ditenda atau warung- warung depan rumah pribumi setempat. hingga azan dzuhur terdengar kami masih berteduh, dan Febripun bertanya "kita sholatnya kapan dan dimana?" akupun (red:Mansur)menjawab, "kalau sudah sampai saja, kita sholat di Masjid At- Ta'awun sekalian sholatnya di Jamak Qosor Dzuhur sama Ashar.
Usai berteduh kamipun kembali melanjutkan perjalanan, kira- kira sekitar 1 jam lagi karena cuaca masih rintik- rintik dan tampak macet. walau begitu kami tak menyurutkan langkah untuk tetap ketujuan. Diperjalanan kamipun kembali di guyur hujan lebat tepat di depan pasar modern, hingga membuat kami semua basah dan menggigil kedinginan. Ditemani oleh para Polisi yang juga terlihat mengumpat diantara pertokoan diakibatkan hujan deras yang membasahi sekujur tubuhnya, merekapun tak kuasa menahan dingin hingga berlari kesebuah bengkel untuk segera berteduh, walaupun kondisi jalan sangat macet pada sore itu.
Melewati plank besar selamat datang di Taman Safari Cisarua, kami masih teringat akan perjalanan menyenangkan lain yang beberapa kami lewati ketika kami dauroh/ pelatihan disebuah rumah milik bapak H. Nalim Neih, S.Pd. (semoga dalam lindungan dan rahmat Allah SWT) yang begitu bersahaja dan dermawan, sudi meminjamkan rumahnya untuk kami pakai dalam kegiatan dauroh tersebut. Semoga amal baik beliau dan keluarga kiranya diterima olah Allah SWT, dapat memberi teladan bagi masyarakat disekitarnya. Amiin. Mudah-mudahan beliaupun masih mau meminjamkan rumahnya tersebut untuk acara - acara kami selanjutnya.
Kini kenangan itu telah menjadi memori yang mungkin tak akan terlupakan bagi sebagian dari kami (TREK Darussalam) yang hingga kini masih ingin melanjutkan perjuangan hingga azal menjemput meninggikan kalimat Ilahi, usai kenangan itu termaktub dihati kini kamipun melanjutkan perjalanan yang tidak kalah menyenangkan dan menantang, teman kami Rudi yang setelah beristirahat di shelter dikenakan bukti pelanggaran oleh Polisi karena menerobos "Lampu Merah" yang katanya terhalang oleh dedaunan pohon, membuat Polisi itu bertuliskan KO di perutnya hingga menambah buncit perut mereka.
Embih dan akupun segera menyusul Rudi dan Ryan yang terkena TILANG tersebut, namun tak ketemu, dan tahunya mereka telepon kita, mereka dah bareng sama anak- anak diantara dua tukang, yakni tukang dukuh dan pangsit, jadi saja tuh dua tukang makanan empuk buat kami, istirahat keduapun dimulai lagi.
Istirahat ketiga kami didepan pertokoan lumayan lama karena hujan sangat deras, namun setelah itu hujan mereda, walau rintik hujan masih suka menghujam bumi namun tak surut putaran roda kami tuk meraih target mencapai puncak. Hingga hujan berangsur-angsur mereda kamipun asyik memandangi pemandangan pohon teh yang mengelilingi kami diantara jalanan yang menanjank dan berliku. Jadilah sore itu sulit terlupakan dalam hidup kami. Sekitar pukul 16.00 WIB kami sampai dan segera istirahat, sholat dan makan, makanan nikmat buaaanget, tahu dan kentang balado dibalut oleh nasi pulen.......makkk nyussss.
setelah itu gaya dan bergaya ngobrol, melihat pemandangan indah terbenamnya matahari ditutupi balutan kelamnya malam. memandangi kebun teh yang tertutupi kabut, memandangi gadis- gadis cantik yang tak juga membosankan, cantiiiiik euuuyyyyy. Namun yang kurasa indah pemandangan itu dikotori oleh banyaknya muda- mudi yang memandu kasih dipelataran masjid At- Ta'awun, seakan menghinakan masjid kita dan menjelekkan islam kita sesungguhnya, semoga yang berwenang pada masjid tersebut dapat memperhatikan dan menertibkan hal ini, agar islam kita tak terhinakan seperti ini. Dan yang membuat ironi adalah sang pemeluk islam itulah yang berbuat seperti itu dipelataran masjid, bukan agama lain. Ini mengharukan............... Semoga hal ini tak terulang sampai akhir hidup kami, dan ketika kami kembali bertamasya melihat indahnya alam Masjid At- Ta'awun. Amiin.
Setelah sholat jamak qoshor maghrib dan isya, hujan tampaknya akan kembali menemani kami menikmati indahnya pemandangan alam ciptaan- Nya, yang menjadikan kami semakin merasa sangat kecil. Alam ini adalah salah satu bukti dari banyaknya bukti- bukti lain yang menguatkan adanya sang Pencipta kami, yang merawat dan melestarikan, dan menjaga kami semua. Amin.
Kepulangan kamipun diguyur rintik hujan dan suasana padat merayap kendaraan, membuat kami segera berteduh dan menikmati kopi darat jalanan puncak dan baso malang, sedikit- sedikit menghilangkan penat dengan ngobrol ngalor dan ngidul, melihat pak Polisi yang penuh dedikasi mengatur lalu lintas, sembari mengacungkan lampu - lampu dan tongkat tegaknya, seakan tak takut akan karma, menunggu hujan dan jalanan tak macet lagi, berfoto ria jenaka.
Setelah jalanan mulai sepi dan makanan, kopi, dan baso malang habis, segera kami pulang dengan hati senang dan bergembira, seraya berucap Hamdalah dan Subhanallah, Terima kasih Ya Rabbi. Kami diperbolehkan menikmati indahnya hidup dan beribadah mengabdi pada-Mu.
Ya Rabbi ..... berikan kami kesempatan untuk kembali melihat keindahan alam raya ciptaan-Mu dan menyebut nama-Mu ketika diakhir hidup kami. Amiin.
Canda ceria tawa suka duka jadi saksi perjalanan ini......... Terima kasih Tuhan.
Depok, Maret 2007 pukul 11: 15 menit.
No comments:
Post a Comment